Pentingnya kebersamaan adalah kehadiran
seseorang di tengah-tengah keluarga. Satu jam saja waktu yang disediakan
akan sangat berarti dibanding waktu-waktu sang ayah dan keluarga yang
banyak tersita untuk hal-hal yang lain. Suasana tenang dan rileks saat
kumpul bersama keluarga akan memberikan efek positif pada pikiran,
sekaligus dapat meningkatkan kinerja etos dalam beraktivitas atau
bekerja. Satu hal lagi, kebersamaan yang berkualitas akan memotivasi
untuk lebih saling percaya, saling menghargai, dan saling terbuka dalam
berkomunikasi.
Kebersamaan dalam keluarga menjadi
sebuah impian setiap pasangan dan anak-anak. Kebersamaan adalah sebuah
keniscayaan. Keluarga tanpa kebersamaan akan absurd dan terasa gersang. Berikut ini tips sedehana dalam membangun kebersamaan keluarga. Pertama, Ibadah bersama-sama.
Ibadah yang dilakukan dengan bersama-sama sangat berbeda jauh dengan
ibadah yang dilakukan sendiri-sendiri. Kebersamaan dalam ibadah bisa
membuat ikatan yang sangat kuat antara suami-istri dan tentunya berkah
yang diberikan Allah juga semakin besar. Cinta adalah sebuah
investasi/tabungan. Jika suami ingin dicintai istrinya, maka dia harus
menabung (mencintai istrinya). Semakin banyak tabungannya, maka sudah
pasti hasilnya juga akan banyak. Begitu juga dengan istri, juga harus
membuat tabungan sebanyak-banyaknya jika ingin dicintai suaminya.
Kita terhadap Allah demikian pula, kita
harus semaksimal mungkin mencintai Allah karena kecintaan kepada Allah
memang yang harus paling diutamakan. Anak tidak akan mencintai orang tua
jika orang tua tidak mencintai anaknya. Cinta ini adalah yang
dibenarkan agama dan bukan cinta yang dikarenakan hawa nafsu. Cinta
harus didasarkan pada kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sempurna
sebagaimana Rasul SAW. Oleh karenanya jika ada kesalahan atau kekurangan
antara satu dengan yang lain harus mudah untuk dimaafkan dan dimohonkan
ampun kepada Allah. Jika sama-sama beriman kepada Allah dan RasulNya,
maka tidak akan ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Dengan
kebersamaan dalam keluarga maka penyakit hati yang di antaranya cemburu
atau dengki insya Allah akan hilang dan akan muncul cinta yang mendalam.
Kebersamaan dalam ibadah bisa dilakukan untuk ibadah sunnah di
antaranya puasa dan sholat.
Kedua, Selalu Tersenyum.
Jika terbiasa marah, karena syaraf yang bekerja banyak maka membuat
kita cepat tua. Rasul SAW terkenal sangat murah senyum. Murah senyum ini
harus dilatih. Meskipun banyak persoalan/permasalahan, murah senyum ini
harus dijadikan menu pembuka. Jika sakitpun harus tetap berusaha senyum
dan jauhkan dari mengeluh ataupun sifat memerintah yang tanpa rasa
sayang. Senyumnya harus yang mengandung keridhoan, bukan senyum yang
sinis. Ketiga, Bertutur kata dengan kalimat santun. Rasul
SAW bersabda ”Sampaikan dengan perkataan yang baik/mulia, jika tidak
bisa maka diamlah”. Gunakan kalimat yang baik/mulia agar terjadi saling
penghargaan dan penghormatan di antara keluarga. Jangan sampai ikuti
hawa nafsu karena jika perkataan yang menyakitkan sudah keluar maka
tidak dapat ditarik lagi. Ucapan yang sekiranya tidak baik agar ditahan
dan dikendalikan. Perhatikan firman Allah dalam al-Qur”an surat Al Ghaasyiyah (88) 11: “Tidak kamu dengar di dalamnya Perkataan yang tidak berguna.”
Keempat, Mengucapkan Salam.
Selalu biasakan ringan mengucapkan salam saat kita memasuki rumah baik
ada orangnya atau tidak. Ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan agama
dengan selengkap-lengkapnya. Kelima, Saling
berpelukan. Tips yang terakhir ini tidak bisa disangkal oleh siapa pun
bahwa saling berpelukan memberikan kedekatan dan kehangatan dalam
keluarga.
Barangkali ini sebagian dari sekian
banyak tips membangun kebersamaan dalam keluarga. Dengan kebersamaan
akan tercipta ketenangan sekaligus kekuatan dan kekompakan yang pada
akhirnya akan melahirkan sumber daya insani yang mumpuni dalam turut
serta membangun masyarakat dan bangsa ke arah yang lebih maju dan
diridhai Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar